Kamis, 25 Juli 2013

Terima Kasih

Sebelumnya, izinkan aku berterima kasih kepda Tuhan yang telah sudi merencanakan beberapa hal demi terciptanya bahagiaku saat ini--bertemu
denganmu.
Biar kujabarkan..
Pertama, izinkan aku berterima kasih kepada ayahmu, yang mungkin
sekarang sedang tersenyum dari surga melihat tingkah laku kita berdua.
Beliau mungkin bangga sekaligus tak menyangka anak wanitanya ternyata pandai merangkai indah katakata.
Lalu, izinkan aku berterima kasih kepada wanita yg sudi membuat tubuhnya
gemuk, merepotkan dirinya dengan sebongkah daging dibalik perutnya yg
harus ia bawa kemana ia pergi selama lebih dari 9bulan dan
mempertaruhkan nyawanya demi terciptanya nyawa baru untukmu--ibumu.
Sedikit tambahan pesanku untukmu, janganlah lagi kamu sering
bertengkar dengannya--ibumu. Biar bagaimanapun surgamu terletak di
bawah telapak kakinya.
Kemudian..
Izinkan aku berterima kasih kepada cinta ibu serta mendiang ayahmu.
Tanpa cinta mereka berdua, cintaku mungkin tak akan pernah menemukan
pelabuhannya yang benar--kamu.
Juga sampaikan rasa syukurku pada "penasaran" lebih dari satudasawarsa
silam, hingga akhirnya kita saling mengenal..

*20 tahun yang lalu terlahir seorang bayi perempuan yang sekarang
kupanggil sayang..

Minggu, 21 Juli 2013

Kamu, Cinta, dan Kolak

Matahari tergelincir di batas cakrawala, menghasilkan semburat warna jingga yang merona. Indah. Satu senja kita lewati bersama.
Aku masih duduk diam di hadapanmu, di hadapan meja kayu tua yang menjadi sekat antara kita. Di hadapan semangkuk kolak yang kau genggam erat. Di hadapan dua gelas es teh yang esnya mulai mencair. 

Aku masih terdiam. Di balik batok kepalaku pikiran berlarian, saling silang, lalu lalang. Banyak hal; hidupku, hidupmu, tentang masa depanku, masa depanmu, tentang bahasa perasaan. Apakah hati kita mengucapkan bahasa perasaan yang sama? Entahlah. Pikiranku terlalu jauh berlari sampai ke sana.

Banyak tanya berkumandang, ketika aku diam-hikmat memperhatikan wajahmu yang sibuk mengandaikan isi kolak denganku.
Entah sudah berapa lama kamu berbicara, namun yang ku tahu sejak saat itu aku telah jatuh cinta padamu. Memandangi wajahmu memberikan ketenangan sendiri untukku, semacam candu.

Matahari telah benar-benar lenyap ketika jari telunjukku mengatupkan bibirmu dan mataku menelan bola matamu bulat-bulat.
Mendadak semua senyap. Waktu tertahan sesaat.
"psstt.. Biar ku habiskan dulu kolakku," ucapku memecah keheningan.

Aku sedang ingin bicara tentang kamu, tentang cinta dan juga tentang kolak.
Kamu, cinta dan kolak. Dalam bentuk penampilan, rasa, dan kenangan. Bagiku cinta hadir dalam beragam bentuk dan gaya.

Cinta ibarat semangkuk kolak. Di mana harus ada komposisi yang pas agar terasa nikmat.
Kamu dan aku harus berhenti di tempat yang tepat, agar rindunya habis terbeli.
Sekali lagi, kamu seperti kolak..
Selalu terhidang rapi di beranda pikiran.

Jumat, 19 Juli 2013

Tentang Rindu Pada Mu.

Pada sepasang mata teduhmu,
Ku titipkan rindu
Yang telah merasuk dilubuk hati.

Aku ingin jelajahi itu,
Surga kecil yang penuh rona
Pada lengkung senyummu yang menyejukkan dahaga rindu.

Aku ingin merasakan hangat dari kedua tanganmu di dingin malam yang selalu ku lalui tanpamu.

Seharusnya aku rangkai kata
Untuk mengucapkan rasa perihal cinta
Agar dirimu tahu aku berbahagia

Aku mungkin bodoh karena tak sempat menunjukkan cintaku.
Tapi ketahuilah,
Cinta ini serupa bunga melati.. biarkan harumnya di bawa angin...
rindu ini selalu di hati dan takkan berubah sampai mati.

Biarkan aku di sini
Dengan rasa yang indah mencintaimu
Tanpa menyakitimu
Tanpa membuatmu menangis karena rinduku.

Rabu, 17 Juli 2013

Perihal Rasa...

perihal rasa yang menggelitik rindu tanpa sentuhan.
perihal rasa yang menyapa rindu tanpa sepatah kata.
perihal rasa yang memanggil rindu tanpa suara.
perihal rasa yang begitu banyak dan selalu terhempas angin yang datang diam lalu perlahan berhembus.
perihal rasa yang begitu pekat, namun hanya sesaat.

entah apapun itu..
pada akhirnya, aku hanya ingin menjadi alasanmu tersenyum bahagia.
pada akhirnya, aku hanya ingin menjadi alasanmu merubah diri agar tampil lebih baik.
pada akhirnya, aku hanya ingin kita saling menyelipkan nama dalam tiap lantunan doa.
pada akhirnya, kamulah akhir tempatku melabuhkan hati.

ada rindu tertanam dalam hati,
rindu tanpa tepi, tanpa peraduan dan sepi.

"..padahal hati tak bisa memilih kepada siapa dia terjatuh"